Pantai Base G ini terletak di sebelah timur kota jayapura,
sekitar 5 km dari kota jayapura.
Pantai ini banyak menyimpan sejarah-sejarah dari masa perang dunia ke-2 dimana
pantai base-g ini merupakan salah satu pangkalan dari tentara sekutu. Buktinya
pada pantai ini masih terdapat peninggalan sejarah berupa tank yang digunakan
oleh tentara sekutu, sebuah lapangan udara pun terdapat di kawasan pantai
base-g ini serta ranjau-ranjau darat bekas dari peperangan dunia ke-2. Wilayah
yang pernah menjadi saksi jejak langkah perang dunia ke-2 ini memiliki
keindahan alam yang sungguh luar biasa dan sangat disayangkan jika anda
melewatka semua itu.
Selasa, 28 Februari 2012
Pantai BASE-G
Keindahan Malam Dan Wisata Kuliner Di Kota Jayapura
Banyak hal yang bisa dilakukan ketika malam tiba. Mulai dari mencari makanan, hiburan tengah malam, hingga melihat pemandangan di malam hari. Bukit bhayangkara di kota Jayapura menyajikan pemandangan tersebut. Tempat muda-mudi Jayapura menhabiskan malam melihat keindahan kotanya dari atas bukit.
Sore itu kami tiba di bandara Sentani setelah menempuh perjalanan menggunakan pesawat Hercules dari kota Wamena. Udara di kota ini begitu berbeda dengan di Wamena, panas khas pantai segera menyambut kami begitu kamu keluar dari pesawat. Kami dijemput oleh salah satu rekan petualang ACI yaitu Abner Krey. Kami langsung menuju kota Jayapura. Dari Sentani menuju Jayapura kurang lebih ditempuh dalam waktu 1 jam. Begitu sampai kota Jayapura kami langsung mencari hotel untuk tempat kami menginap selama 2 hari kedepan. Tidak begitu sulit mencari penginapan di kota ini karena termasuk kota yang ramai, dan memang sudah banyak sekali pilihan penginapan dari yang harganya relatif murah hingga hotel berbintang. Setelah memutuskan hotel dimana kami menginap, kami segera "check in" hotel dan langsung segera mandi. Berhubung kami sudah sangat kelaparan, akhirnya setelah mandi kami semua pergi keluar untuk mencari makan. Pilihan makanan adalah makanan laut, karena Jayapura terkenal dengan hidangan khas lautnya. Kami pergi ke salah satu tempat makan di bilangan ruko dok sembilan, begitu sebutan tempat itu. Kami memesan beberapa ikan laut bakar, dan beberapa sayur-sayuran. Dengan lahapnya dan dalam sekejap semua makanan itu kami makan.
Setelah selesai makan, Abner membawa kami jalan-jalan keliling kota Jayapura. Sesekali menjelaskan tentang sebuah tempat dan kadang-kadang menceritakan sejarah dari tempat tersebut. Setelah puas kami dibawa putar-putar keliling kota Jayapura, Abner membawa kami ke Bukit Bhayangkara. Dinamakan begitu karena dekat dengan kompleks Kepolisian. Begitu kami sampai di bukit tersebut, banyak pasangan muda-mudi yang sedang memadu kasih disana. Terlihat agak risih memang, karena banyak sekali pasangan disana. Namun bukan itu yang kami cari, tapi keindahan malam hari dari bukit ini yang memperlihatkan lampu-lampu kota Jayapura. Tanpa menunggu lama kami segera turun dari mobil dan duduk di tepi tebing yang langsung menghadap ke kota Jayapura. Di Jakarta atau di Bandung, saya sering melihat pemandangan lampu-lampu kota dari daerah ketinggian, namun baru kali ini saya melihat yang pemandangannya kota menghadap ke laut. Pemandangannya sangat indah, sangat berbeda dengan apa yang pernah saya liat. Pantulan lampu-lampu kota di tenangnya air laut membuat kesan yang sangat mendalam dari pemandangan malam ini. Dari atas sini pun terlihat ada lampu-lampu berwarna merah yang bertuliskan “JAYAPURA CITY” dari bukit di seberang bukit Bhayangkara. Dari arah laut pun terlihat lampu-lampu kapal nelayan ataupun kapal besar yang sedang berlayar atau yang ingin memasuki pelabuhan kota Jayapura. Terlihat seperti kunang-kunang di kegelapan malam. Memang tempat yang sangat romantis, dengan udara hangat khas pesisir pantai, membuat tempat ini menjadi pilihan muda-mudi yang ingin berduaan saja dengan pasangannya. Cukup lama kami di tempat ini, hanya menikmati pemandangan malam yang indah, dan pastinya kami tidak lupa untuk mengabadikan pemandangan malam ini.
Setelah puas dengan tur malam hari ini. Kami pun segera kembali ke hotel untuk beristirahat mempersiapkan diri karena esok hari kami berencana untuk pergi ke perbatasan RI-PNG. Nampaknya pemandangan dari Bukit Bhayangkara telah membuat memori tersendiri di otak saya, karena ketika saya tidur, Bukit Bhayangkara telah masuk kedalam mimpi.
Keindahan DANAU Sentani Di Kota JAYAPURA
Ketika mendengar kata Papua, banyak hal yang membayangi kepala kita. Provinsi yang berada di ujung Timur Indonesia ini memang mempunyai sejuta pesona keindahan alamnya. Dan, banyak orang belum mengetahui keindahan itu. Walau banyak kabar yang mengatakan bahwa Papua itu tidak aman, tidaklah seluruhnya benar. Ada pepatah lama yang mengatakan tak kenal maka tak sayang, maka untuk Papua kita harus kenalan dulu dan melihatnya secara dekat karena keramahan penduduk dan keindahan alamnya sangat bagus.
Danau Sentani adalah pemandangan indah pertama yang akan menyapa saat tiba di Papua. Penerbangan dari Jakarta menuju Kota Jayapura menempuh waktu yang lumayan lama, yaitu kurang lebih sekitar 6 jam. Tentu lamanya perjalanan ini akan membuat kita letih tapi tenang saja karena 15 menit sebelum mendarat di bandara kita pemandangan indah dari balik jendela pesawat akan memanjakan mata kita yang tentu membayar keletihan atas lamanya perjalanan.
Kita bisa melihat keindahan Danau Sentani dari atas. Sebuah pemandangan yang amat sayang bila melewatkannya karena ini hanya bisa kita lihat dalam waktu beberapa menit saja. Hamparan air dan rumput-rumput hijau di sekeliling Danau Sentani tampak seperti sebuah lukisan yang menegaskan bahwa Papua benar-benar indah. Di atas pesawat kita juga bisa melihat ada beberapa pulau yang berada di tengah-tengah Danau Sentani yang sibuk dengan aktifitas pelayarannya.
Tidak lama setelah melihat pemandangan indah itu, pesawat mendarat di Bandara Sentani, Jayapura. Inilah pintu gerbang menuju ibu kota provinsi Papua. Memang semenjak zaman reformasi yang sering terjadi pemekaran daerah-daerah, Bandara Sentani ini pun masuk ke Kabupaten Sentani.
Jarak yang akan kita tempuh untuk menuju Kota jayapura adalah sekitar 45 menit melalui perjalanan darat. Sedangkan untuk lokasi Danau Sentani sendiri, memang berada di dekat bandara. Boleh dibilang Bandara Sentani itu berada di Danau sentani itu sendiri. Danau terluas di Papua ini merupakan danau vulkanik yang berada pada ketinggian sekitar 80 meter di atas permukaan laut. Tanaman pandan dan sagu tumbuh di sekitar perairan dangkal. Luasnya sekitar 9.360 Ha dengan kedalaman rata rata 24,5 meter. Di sekitar danau ini juga terdapat 24 kampung.
Jika Anda memiliki waktu yang lebih banyak, sebaiknya setelah mendarat di Bandara Sentani cobalah untuk sejenak bersantai di tepi Danau Sentani, walau hanya sekadar untuk menikmati segelas kopi. Banyak tempat-tempat yang dapat digunakan untuk menikmati Danau Sentani. Selain bisa melihat keindahan Danau Sentani, jika beruntung kita juga bisa melihat burung-burung yang terbang bebas di sekeliling Danau Sentani ini. Dan, yang paling pasti semilir angin dan segarnya udara akan menambah kenyamanan saat menikmati Danau Sentani.
Karena keindahannya, setiap tahun di danau ini pemerintah setempat mengadakan Festival Danau Sentani. Pagelaran acara seperti ini juga merupakan bentuk perhatian pemerintah setempat terhadap salah satu objek pariwisata daerah. Salah satu tujuan mengadakan festival ini adalah untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Papua dan singgah di Danau Sentani, serta meningkatkan kreatifitas dari masyarakat setempat.
Jadi, mari kita ubah pandangan terhadap Papua atas kabar yang ada selama ini karena di Papua sangat banyak pemandangan yang indah. Bayangkan, masih di atas pesawat saja, kita sudah bisa melihat pemandangan indah yang luar biasa. Cinta Indonesia, cinta juga Papua.

Langganan:
Postingan (Atom)